Jumat, 01 Mei 2009

Laut Sebagai Sumber Emas?

metode penelitian kandungan emas:

Ekstraksi emas berdasarkan hasil amalgamasi terhadap konsentrat gisik pasir (sand beach) padamuka gisik (beach face) menunjukkan bahwa di pantai Bayah dan sekitarnya mengandung emas (Au) lantak (bullion) berkisar 6 – 71 ppb dan ikutannya, perak (Ag) 4 – 47 ppb. Kadar tertinggi kandungan emas ditemukan pada muka gisik di daerah pantai Bayah dan terendah di Cihara. Hasil penambangan memperlihatkan semakin besar jumlah berat contoh asal maka kandungan emas dan ikutan yang didapat semakin besar walaupun dalam berat konsentrat yang relatif sama. Adanya penyimpangan kadar emas di pantai Bayah, selain hasil rombakan sumber batuan yang dibawa oleh aliran sungai Cimandur, diduga berasal pula dari lautan dekat pantai yang dibawa oleh gelombang laut. Daerah mineralisasi batuan berupa urat kuarsa, bijih silika dan sekarang merupakan komplek Kubah Bayah.
Muka gisik (beach face) tidak begitu lebar dengan kemiringan datar-sedang. Pada sebagian tempat terdapat pematang pantai (beach ridge) bentukan proses marin berupa penumpukan bahan gisik oleh gelombang laut seperti dijumpai di pantai Pangarangan dan Babakan. Pada gisik berpasir, secara setempat dijumpai pantai berbatu berupa singkapan seperti di pantai barat Panyawungan Cibobos, dan pantai berkerakal (gravel) berukuran kerikil (granule)-bongkah (boulder) seperti di pantai Cihara. Bongkahnya polimik, terdiri dari: urat kuarsa (quartz veins), batuan beku asam-basa, kayu terkersikan sampai batuan malihan. Material gisik berwarna hitam sampai coklat keputihan, berukuran pasir-kerikil, membundar-membundar tanggung, sortasi relatif baik dengan penyusun utama kuarsa yang sebagian kaya akan magnetit, pecahan koral dan cangkang biogenik. Warna kehitaman diperkirakan berasosiasi dengan bahan-bahan klastika volkanik yang banyak mengandung magnetit seperti ditemukan di muara Sungai Cimandur. Sebaliknya warna coklat kuning keputihan berasosiasi dengan batupasir dan terumbu koral, yang masing-masing kaya akan kuarsa dan pecahan cangkang biogenik. Ke arah timur daerah penelitian umumnya dibentuk oleh pantai berbatu, seperti sebagian terlihat di pantai Bayah, Cipamubulan dan Cisawarna.
Pantai berbatu disusun oleh batuan keras berdaya tahan tinggi, menempati morfologi kaki pebukitan berelief rendah-tinggi bertebing, Umumnya tidak memiliki “beach” oleh karena pengaruh pasang-surut terhadap garis pantai relatif tetap (tebing terjal). Pada dasar tebing di batas tukas air pasang ditemukan takik (notch) akibat erosi gelombang, juga jatuhan batuan (rock fall) akibat gravitasi. Pada waktu surut, sebagian muka pantainya berupa hamparan sempit singkapan batuan yang diselimuti oleh karang mati. Permukaannya kasar dan terbentuk oleh agitasi gelombang.dari hasil pemelitian ini dihasilkan kandungan “bullion” emas termasuk ikutannya berkisar antara 9 dan 118 ppb. Dari persentase kandungan emas terhadap ikutannya yang mempunyai perbandingan 60:40%, maka didapat kadar emas (Au) berkisar 6 - 71 ppb dan ikutannya, perak(Ag) 4 - 47 ppb


referensi://www.mgi.esdm.go.id/Artikel/tabid/92/ctl/Details/mid/446/ItemID/91/Default.aspx

why cobalt is blue?

Cobalt blue is a cool, slightly desaturated blue color, historically made using cobalt salts. Because of its chemical stability in the presence of alkali, cobalt blue is used as a pigment in blue concrete. The blue seen on many glassware pieces is cobalt blue, and it is used widely by artists in many other fields. "Cobalt Blue" is used as a filter used in ophthalmoscopes, and is used to illuminate the cornea of the eye following application of fluorescein dye which is used to detect corneal ulcers and scratches.