Jumat, 27 Februari 2009

warna emas dan tembaga


Pada dasarnya, emas nampak berwarna logam kuning kemerahan. Tembaga memiliki warna kemerahan, ke-orange-an, atau kecoklatan karena lapisan tipis tarnish (termasuk oxida) terbentuk secara bertahap pada permukaan ketika gas (terutama oksigen) di udara bereaksi dengannya. Tetapi tembaga murni, ketika segar, sebenarnya yang kemerah-merahan atau logam berwarna “peachy”.Emas, caesium dan tembaga adalah jenis logam dengan warna alami (natural) selain warna putih atau abu-abu. Warna abu-abu pada umumnya dari logam tergantung pada "electron sea"nya yang mampu menyerap dan re-emitting foton melalui berbagai macam frekuensi. Emas bereaksi dengan cara yang berbeda, tergantung pada substil efek relativistik yang mempengaruhi orbital sekitar atom emas.
Tembaga memiliki karakteristik warna karena band structure. Dalam keadaan Liquefied , permukaan tembaga murni tanpa Ambient light muncul agak kehijau-hijauan, yang khusus dipakai bersama-sama dengan emas. Ketika cairan tembaga dalam Ambient light terang, ia tetap beberapa kilau kemerah-merahan. jadi terjadinya warna tembaga dan emas yang lain dari logam lain karena adanya efek relativistik.

Relativistic quantum chemistry is a branch of quantum chemistry that applies relativistic mechanics, and, in particular the Dirac equation or an approximation to it (e.g., at the lowest level, the Pauli equation), to electron dynamics and chemical bonding, especially the behavior of the heavier elements of the periodic table.
Many of the chemical and physical differences between the 6th Row (Cs-Rn) and the 5th Row (Rb-Xe) arise from the larger relativistic effects for the former. These relativistic effects are particularly large for gold and its neighbours, platinum and mercury.